Hancurnya Penantian Alexandria
Wahai Alexandria. Negeri Tuhan ini sunggu indah. Orang-orang disekitar semuanya bergembira seakan hari-hari mereka penuh dengan suka dan bahagia. Alexandria, kau sungguh jauh dari tempatku, sungguh jauh. Ingin sekali ku pergi ke sana untuk melihat tanah indahmu itu dengan semua jiwa yang sentiasa mensyukuri nikmat Tuhan. . . Kenapa aku terlalu menyukaimu Alexandria. Ada apa padamu yang membuatkan aku menulis tetang mu? Tidak banyak yang bisa aku ceritakan mengenai Alexandria selain pasir, panas dan dingin, serta kehidupan majoriti Muslim yang mendiaminya. Sudah terlalu aku menunggu jiwa suci yang tinggal di sana. Bertahun-tahun aku menulis harapan agar selama kami berkenalan, kami senantiasa memikirkan satu sama lain. . . Namun, jarak masa dan tempat terbukti menghalang kaami untuk merapatkan jurang minda. Aku pelikk dengan karenahnya yang sentiasa tidak mengerti maksu perbualan ku. terkadang aku ini terlalu jahat dan terkadang aku ini terlalu baik dan terkadang ada saja