Posts

Showing posts from June, 2017

Hancurnya Penantian Alexandria

Image
Wahai Alexandria. Negeri Tuhan ini sunggu indah. Orang-orang disekitar semuanya bergembira seakan hari-hari mereka penuh dengan suka dan bahagia. Alexandria, kau sungguh jauh dari tempatku, sungguh jauh. Ingin sekali ku pergi ke sana untuk melihat tanah indahmu itu dengan semua jiwa yang sentiasa mensyukuri nikmat Tuhan. . . Kenapa aku terlalu menyukaimu Alexandria. Ada apa padamu yang membuatkan aku menulis tetang mu? Tidak banyak yang bisa aku ceritakan mengenai Alexandria selain pasir, panas dan dingin, serta kehidupan majoriti Muslim yang mendiaminya. Sudah terlalu aku menunggu jiwa suci yang tinggal di sana. Bertahun-tahun aku menulis harapan agar selama kami berkenalan, kami senantiasa memikirkan satu sama lain. . . Namun, jarak masa dan tempat terbukti menghalang kaami untuk merapatkan jurang minda. Aku pelikk dengan karenahnya yang sentiasa tidak mengerti maksu perbualan ku. terkadang aku ini terlalu jahat dan terkadang aku ini terlalu baik dan terkadang ada saja

Apa sebenarnya rasa mencintaimu?

Image
Saat aku mendengar lagu indah bahasa cintaku seberang. Membuka perasaan ku lebih luas untuk mencintaimu dalam diam hati. Apa maksud perasaan yang sungguh sakit bila tersimpan terlalu lama? Kata mereka, sudahlah, jangan kau pernah menyukai apa yang dilarang dan mencintai apa yang tidak bisa kau dapat. Apa masalah mereka pada rasa jiwaku ini?  * * "Aku sudah tahu aku tidak akan berjaya membuatkan dia menganggap aku sebagai teman hidup nya. Sedangkan dia anak yang  baik. Anak yang patuh ajaran Tuhan dan percaya Ibunya punya yang lebih baik." * * Tidak percaya aku akan melihatmu pada setiap hari ku namun tidak bisa menyentuh perasaanmu. Apa ada jaring tidak terlihat antara kita. Bisa aku ketawa dan bermain dengan kata-kata yang bisa meyakinkan aku dan kita itu bersahabat. Ya Tuhan, aku sakit menahan luka yang tidak bisa ku sembuhkan dengan hanya kata-kata. Perlu perjuangan yang sangat dalam untuk menjadi yang terbaik dalam hari-hari mu. * * Pernah juga aku kecewa, buk